Jumat, 28 Januari 2011

Jabatan Penilik Sekolah Diburu Pegawai Diknas

JAKARTA - Batas usia pensiun (BUP) seorang penilik sekolah yang diperpanjang hingga 60 tahun, ternyata membuat para pegawai di lingkup Kementerian Pendidikan Nasional (maupun dinas-dinas di daerah, Red) tergiur. Mereka beramai-ramai ingin menjadi seorang penilik.

"Prediksi saya, jabatan penilik sekolah akan 'meledak', karena diminati banyak pegawai di lingkungan (dinas) Pendidikan Nasional," kata Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara (BKN), S Kuspriyomurdono, di Jakarta, Rabu (26/1).


Dijelaskannya, diperlukan pemetaan (mapping) sampai tingkat kecamatan, untuk mengetahui daerah mana saja yang sudah berlebih atau masih kekurangan, serta berapa banyak kebutuhan penilik, di samping pamong dan pengawas. "Penilik, pamong dan pengawas, masih memerlukan pembahasan berkesinambungan, untuk menyamakan persepsi antara BKN dan Kementerian Diknas. Jadi, perlu dibuatkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kepala BKN (dan) Menteri Pendidikan Nasional," jelas Kuspriyo.


Lebih jauh, dia pun membeberkan data dari Kemdiknas, bahwa saat ini terdapat sekitar 7.500-an jabatan penilik yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu, masih dibutuhkan sekitar 13.000-an jabatan penilik. "Ke depan, Kemdiknas sebagai instansi Pembina Jabatan Penilik, harus membuat rambu-rambu, menyusun pedoman pelaksanaan dan kompetensi jabatan penilik," tandasnya. 
SUMBER : PELITA KARAWANG ONLINE

Lidah Buaya (Aloe vera) Aspek Manfaat dan Peluang Usaha yang Menguntungkan

BP4K KARAWANG-.Lidah  buaya atau bahasa latin disebut dengan Aloe vera sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga masyarakat. Bentuknya yang unik, mirip tanaman kaktus, berduri, daunnya yang menjulur ke atas, kaku bagai lidah atau pedang yang tajam serta berlendir, membuat masyarakat mudah untuk mengingatnya

Saat ini mungkin hampir semua ibu-ibu atau pecinta tanaman mempunyai tanaman lidah buaya di pekarangan rumah mereka sebagai penghias kebun. Lidah buaya yang ditanam di depan rumah, selama ini kita mengetahui dapat dimanfaatkan sebagai penyubur rambut tetapi masih banyak juga khasiat lain yang terkandung pada tanaman ini. Selain itu Aloe vera juga dapat diolah menjadi berbagai makanan ataupun minuman menyehatkan ataupun beberapa produk kesehatan  lain setelah melalui proses pengolahan.

Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17, tanaman ini pada mulanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditanam sembarangan di pekarangan rumah. Paling hanya sesekali di manfaatkan sebagai obat luka bakar atau untuk mengatasi kebotakan. Baru pada dekade 1990-an tanaman ini mulai dilirik industri makanan, minuman dan kosmetik.

Di Indonesia daerah penghasil lidah buaya terbesar adalah daerah Kalimantan Barat, hampir 80% hasil panen dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri lokal, sedangkan selebihnya diekspor. Sebagai gambaran Wong Coco, salah satu produsen aneka olahan minuman juga memperoleh bahan baku dari daerah tersebut.

Tanaman asal kepulauan Canary di Afrika itu tumbuh di berbagai daerah yang memiliki spektrum tumbuh dengan agroklimat beragam, yang terpenting adalah lokasi budidaya harus terbuka dan mendapat sinar matahari penuh.  Secara umum tanaman ini tidak menghendaki kondisi lahan basah, atau tergenang air cukup lama. Ia menyukai daerah beriklim basah, bercurah hujan tinggi dan memiliki struktur tanah yang padat, PH tanah 5,5 – 6 dan sistem drainase yang baik.

Diseluruh dunia terdapat sedikitnya 350 jenis lidah buaya, mulai dari yang beracun sampai yang memilki nilai ekonomis, tetapi dalam perdagangan Internasional hanya 3 jenis lidah buaya yang dipakai, yaitu Aloe vera chinensis, Aloe vera berbadensis, dan Aloe vera ferox. Diantara ketiga jenis tersebut, yang paling banyak digunakan adalah jenis Aloe vera berbadensis karena tekstur pelepahnya yang keras, berisi dan tebal sehingga menguntungkan bagi industri karena diperoleh daging yang lebih banyak dan pengupasan kulitnya pun akan lebih mudah.

Perkenalan umat manusia dengan lidah buaya dimulai berabad-abad sebelum masehi. Hal ini  dibuktikan dengan penemuan sebuah artefak dari tanah liat peninggalan bangsa Sumeria, dimana disebutkan lidah buaya sebagai obat pencahar. Bahkan ada yang percaya interaksi manusia dengan Aloe vera sudah berlangsung sejak abad 4000 tahun sebelum Masehi, dimana ditemukan adanya lukisan Aloe vera di dinding makam dan kuil raja-raja bangsa Mesir, bagi bangsa Mesir kuno, lidah buaya adalah sebagai tanaman keabadian.

Berbagai penelitian mengungkapkan, lidah buaya mengandung vitamin A, B2, B2, B3, dan E serta kaya asam amino yang mampu mencegah berbagai macam penyakit. Pengobatan dengan lidah buaya juga tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah pengobatan Arab, Yunani, India, dan China. Di China tanaman ini dipercaya ampuh sebagai  obat awet muda, dan hasil penelitian terkini menyebutkan bahwa lidah buaya mampu memperbaiki sel kulit yang rusak. Ada juga yang menyebutkan khasiat tanaman ini untuk mengatasi impotensi. Seorang ahli farmasi Romawi bernama Pedianos Discorides membuat deskripsi lengkap tentang lidah buaya. Ia menyebutkan khasiatnya antara lain sebagai obat tidur, sembelit, memar, sakit mata, dan luka pendarahan.

Di Afrika, lidah buaya dipasang dipintu masuk setiap rumah dengan maksud ada harapan hidup yang panjang dan berjalan baik, ia juga sebagai jimat penolak bala dan kekuatan jahat. Selain itu para pemburu di Kongo selalu membaluri sebagian tubuh mereka dengan lidah buaya supaya binatang buruan tidak kabur lantaran mencium bau manusia. Gel lidah buaya juga dipakai anak-anak Kolombia untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan serangga. Berbagai penelitian di Amerika, Rusia, Arab,India dan Jepang telah membuktikan keampuhan dari tanaman ini bagi kesehatan. Aloe vera potensial mengurangi kadar gula pasien diabetes, menekan pertumbuhan sel kanker bahkan menghambat pertumbuhan virus HIV

Selain memanjakan lidah, kebiasaan menkonsumsi lidah buaya mampu mencegah kanker karena kandungan acemannan yang berfungsi sebagai imunostimulator atau meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan untuk mengatasi asma dapat meminum air rebusan dari campuran daging lidah buaya, bawang putih, dan sedikit gula batu. Demikian juga dengan meminum jus lidah buaya setiap hari dapat membantu memperlancar menstruasi bagi kaum wanita. Pemanfaatan lidah buaya tidak hanya berkhasiat untuk kesehatan saja, seiring dengan perkembangan zaman, banyak produk kecantikan yang tersedia di pasaran. Ada sabun muka, krim mata, obat creambath, sampai pelembab bibir dengan bahan baku Aloe vera.

Aloe vera banyak juga dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman yang menyehatkan dengan harga yang terjangkau, diantaranya koktail yang diambil dari daging lidah buaya. Koktail ini dapat dibuat sebagai campuran minuman siap saji. Jenang atau dodol juga merupakan hasil olahan lidah buaya. Untuk mengolah 8 kg daging lidah buaya, perlu ditambahkan 3 kg tepung ketan, 2 kg tepung beras, 12 ltr santan, 3 kg gula pasir, 1 kg susu bubuk, 4 bungkus agar-agar dan pewarna hijau makanan secukupnya.

Selanjutnya adalah olahan berupa selai yang rasanya juga tidak kalah nikmatnya dengan selai nanas, ada juga teh lidah buaya yang dibuat dari pelepahnya. Produk ini bermanfaat membakar lemak  tubuh dan menjaga tetap langsing, dan masih banyak lagi aneka olahan lainnya.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan membuat permintaan terhadap produksi lidah buaya terus bertambah. Di Amerika, Jepang, dan Australia, Aloe vera menjadi minuman yang ekslusif karena harganya yang mahal. Aneka olahan lidah buaya diekspor ke berbagai negara,volume ekspor per bulan adalah 4-5 kontainer atau setara 60-75 ton, padahal permintaan pasar ekspor mencapai 10-12 kontainer per bulan. Sayangnya permintaan ekspor yang besar belum mampu dipenuhi karena terbatasnya produksi. Permintaan pasar yang tinggi dilirik oleh kalangan pebisnis, baik industri rumah tangga maupun industri bermodal besar, oleh karena itu sekarang mudah ditemukan koktail lidah buaya ataupun olahan lainnya di pasaran. Tersedia juga dalam bentuk agar-agar, sekarang sudah tersedia mesin pengolah gel lidah buaya menjadi tepung supaya mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dari sinilah peluang pasar yang luas bagi para pecinta lidah buaya yang ingin mengembangkan kegemarannya terhadap tanaman ini agar menjadi suatu bisnis yang menjanjikan untung besar. Sehingga dari sini dapat kita mengetahui bahwa tanaman lidah buaya mempunyai peluang bisnis yang menggiurkan karena peluang pasar terbuka lebar.

Sumber : DEPTAN

Tahun 2011 Tak Ada Impor Beras

BP4K KARAWANG-.Pemerintah berupaya meningkatkan produksi beras tahun ini harus naik 5 persen atau minimal 4 persen dari produksi tahun 2010. Menteri Pertanian Suswono mengatakan, “Jika target produksi beras nasional tahun ini tercapai maka pemerintah tidak perlu mengimpor beras,” ujarnya. 

“Seperti kita ketahui dampak perubahan iklim mulai terasa pengaruhnya di Indonesia dimana pada pertanaman padi 2010 terjadi peningkatan bencana banjir dan sebagian daerah juga terjadi kekeringan, serta serangan wereng batang coklat.

Selain itu, harga beras yang terus meningkat dari waktu ke waktu menjadi perhatian kita semua untuk mengurangi resiko yang lebih besar di kemudian hari, oleh sebab itu maka perlu penanganan kebijakan perberasan yang utuh untuk menyadari perubahan iklim sebagai faktor pembatas yang sangat penting dalam sistem produksinya,” ujar Mentan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, pemerintah menyiapkan rencana penanganan risiko dan intervensi untuk mempertahankan produksi beras pada musim hujan maupun kemarau.

“Resiko akibat hujan berupa gagal tanam akan segera ditindak lanjuti dengan perubahan jadwal tanam dan optimalisasi pemanfaatan lahan kering, kami akan menyediakan dukungan dari segi penyediaan informasi iklim dan bantuan paket teknologi budidaya.

Sementara risiko puso dan penurunan produktifitas tanaman padi selama musim hujan akan diantisipasi dengan penanaman kembali dan pemberian bantuan teknologi secara massal,” imbuhnya pada Workshop Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Dalam Rangka Menghadapi Dampak Perubahan Iklim Tahun 2011 di Kementerian Pertanian Jakarta.

Pemerintah juga menyediakan bantuan alat pengering untuk membantu petani menghasilkan beras berkualitas baik. “Agar kualitas gabah tidak menurun, pengeringan gabah akan lebih dioptimalkan dan kami akan memberikan bantuan alat pengering gabah dan optimalisasi resi gudang untuk mengantisipasi semua itu,” terangnya.SUMBER:DIPERTA JABAR

MENGATASI GEJOLAK HARGA CABAI DENGAN MENERAPKAN MANAJEMEN PRODUKSI

Sumarno - Badan Litbang Pertanian

Cabai bagi bangsa Indonesia, mungkin dapat disamakan dengan mentega bagi bangsa Belanda. “Makan tanpa cabai bagai sayur tanpa garam”, ungkap seorang pendengar radio wanita yang dimintai komentarnya tentang masak tanpa menggunakan cabai. Cabai menjadi kebutuhan penyedap masakan, penyedap rasa dan penambah selera makan bangsa Indonesia, sehingga memasak tanpa cabai menjadikan masakan terasa tawar dan hambar.

Pada permulaan musim hujan, kita sadari cabai di pasaran berkurang jumlahnya, karena tanaman cabai musim kemarau sudah menjelang habis dipanen, sedangkan tanaman awal musim hujan belum berbuah. Pasokan cabai yang menurun di pasar mengakibatkan harga naik, karena permintaan akan cabai konstan dan kontinyu, terus menerus setiap hari, tidak mengenal musim. Lidah bangsa Indonesia nampaknya tidak dapat menyesuaikan dengan kapasitas kemampuan penyediaan bahan pangan yang menurun pada musim kosong (off season). Apa boleh buat, Kementerian Pertanian menjadi sasaran tuding.

MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi adalah perencanaan dan pelaksanaan sistem produksi barang secara terjadwal, menyesuaikan dengan irama kebutuhan konsumen.

Penerapan manajemen produksi cabai berarti menginventarisasi kebutuhan pasar cabai di kota-kota besar seluruh Indonesia, untuk disesuaikan (matching up) dengan jadwal dan luas tanam cabai di sentra produksi. Kebutuhan cabai nasional dalam satu tahun, sudah kita ketahui sekitar 800.000 kg. Dari kebutuhan setahun dibagi 12 memperoleh 66.000 ton, menjadi kebutuhan cabai sebulan secara nasional.

Kebutuhan cabai sebulan tersebut dirinci manjadi kebutuhan setiap wilayah kota besar utama yang berpenduduk di atas satu juta orang, atau disebut sebagai wilayah konsumen. Angka yang diperoleh adalah kebutuhan cabai setiap wilayah konsumen per bulan yang perlu dipasok dari sentra produksi cabai terdekat.
Sentra produksi cabai di seluruh Indonesia sudah kita ketahui, berarti luas tanam dan produksi cabai yang diperlukan per bulan dapat kita hitung.

Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke empat, produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha. Dari jumlah kebutuhan cabai satu wilayah konsumen, berapa ton sebulan, dibagi dengan 6, memperoleh luasan tanaman cabai yang diperlukan di wilayah produsen pemasok pada periode satu bulan.

Sumber:SINAR TANI

Harga Gabah Petani Naik


BP4K KARAWANG-.Dibandingkan dengan rata-rata harga gabah bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di petani bulan Desember naik 6,53 % menjadi Rp 3.584,85 per kg dan di penggilingan naik 6,68 % menjadi Rp 3.655,98 per kg.

Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKG di petani naik 2,86 % menjadi Rp 3.890,31 per kg dan di penggilingan naik 2,79 % menjadi Rp 3.956,49 per kg. Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di petani juga naik 9,14 persen menjadi Rp 3.199,99 per kg.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, selama bulan Desember 2010 terdapat 712 transaksi penjualan gabah di 21 provinsi yang terbanyak transaksi gabah kering panen (GKP) 75,56 %, gabah kualitas rendah 14,33 %, dan gabah kering giling (GKG) 10,11 %.

Di petani, harga gabah tertinggi Rp 7.500,00 per kg untuk gabah kualitas GKP varietas Siam Unus (di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah). Harga gabah terendah Rp 2.200,00 per kg, untuk gabah kualitas GKP varietas Mikongga, Cibogo, Beliang, dan Jepang (di Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah).

Di penggilingan, harga gabah tertinggi Rp 7.600,00 per kg untuk gabah kualitas GKP varietas Siam Unus (di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah). Harga gabah terendah Rp 2.283,00 per kg untuk kualitas GKP varietas Mikongga, Cibogo, Beliang, dan Jepang (di Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah).

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 32 provinsi di Indonesia pada Desember 2010 Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional turun 0,13 % dibandingkan NTP November 2010, yaitu dari 102,89 menjadi 102,75.

Penurunan NTP pada Desember 2010 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.Sumber:DIPERTA JABAR

Peta Sistem Informasi Geografis

SILAKAN KLIK  DI SINI

Blog Archive

MITRA BACA