Senin, 31 Januari 2011

PELUANG AGRIBISNIS DI PERDESAAN TAHUN 2011


BP4K-.Kementerian Pertanian menawarkan cara baru untuk menarik investor dan petani agar mau terlibat dalam pengembangan industri agribisnis di perdesaan. Sebuah harapan di tahun 2011?

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Dirjen P2HP) Prof. Zaenal Bachruddin mengatakan cara baru yang ditawarkan Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut adalah sistem two in one, yakni insentif regulasi dan insentif teknologi dengan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Zaenal menyebut cara baru menarik investasi industri agribisnis di pedesaan pola two in one ini sebagai harapan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian Indonesia di tahun 2011.
 
Yang ia maksud sebagai dua insentif dalam pola ini, pertama adalah insentif teknologi dan kedua insentif modal kerja. Kedua insentif ini dipaketkan jadi satu. Hanya yang menjadi tugas Kementan adalah mengadakan insentif teknologinya. "Yang akan kita angkat adalah insentif teknologinya, termasuk pendampingan dari perguruan tinggi, pembiayaannya diambil dari dana kita (APBN-red) untuk pengadaan alat dan mesinnya," tutur Zaenal Bachruddin.

Sementara itu, untuk modal kerja industri agribisnis di pedesaan Zaenal menginginkan bisa diperoleh dari lembaga-lembaga yang bcrkewenangan meminjamkan dana, baik kredit program yang dibuat Kementan seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Encrgi (KKP-E) maupun Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), maupun pinjaman modal dari lembaga penjamin dana bergulir di Kementerian Koperasi. "Ini harapan di tahun 2011," tutur Dirjen P2HP kepada Sinar Tani.
Untuk insentif teknologi itu di Ditjen P2HP telah disediakan dana APBN 2011. "Sudah ada yang merespon, ada Rp 80 milyar yang sudah kita salurkan," tambahnya.
 
Petani yang bisa mendapatkan dana ini adalah petani yang sudah memiliki kelembagaan dan berbadan hukum, bisa gabungan kelompok tani (gapoktan) atau koperasi. Harapannya, insentif teknologi yang diterima gapoktan atau koperasi bisa menjadi saham untuk bermitra dengan investor. "Bersama investor sebagai avalis (penjamin), gapoktan itu kami harapkan bisa mendapatkan pinjaman modal dari lembaga pembiyaan," jelasya.
 
Melalui sistem two in one ini di tahun 2011, Ditjen P2HP akan banyak mengutuhkan pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH) bidang petcrnakan, tanaman pangan, perkebunan dan lainnya
 
Pasar Agribisnis Modern
 
Bekcrjasama dengan J1CA, Ditjen P2HP tengah menyusun studi kelayakan untuk pengembangan Terminal Agribisnis dan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang sudah siap untuk dilakukan studi kelayakannya lanjut Zaenal Bachrudin adalah TerminalAgribisnis di Lampung. Pengembangan STA ini dilakukan agar ada nilai tambah buat petani meskipun dia menjual produk segar. "Yang ideal adalah kalau STA ini sudah berjalan sebagai tempat transaksi para petani," tambahnya. Yang akan dikembangkan antara lain adalah sistem transaksinya yang berkeadilan, saat ini masih yang sangat tradisional. Misalnya dengan hanya melempar benda. "Ini kan tidak memberikan transaksi yang mcmang didasarkan pada harga dan mutu," tambahnya.

STA di Lampung menjadi prioritas karena Lampung sangat strategis menjadi penghubung Sumetara dan Jawa. Selain itu, ada tiga STA yang akan juga dikembangkan yakni STA di Simalungun Sumut, di Malang Jawa Timur dan Malino Sulsel. "STA-STA itu kita kaji untuk kembangkan lebih baik," tuturnya.

Soal produk yang ada di STA, lanjut Zaenal saat ini sudah ada kerjasama dengan Singapura, sehingga produknya bisa diekspor ke Singapura. "Tidak menu tup kemungkinan produk segar ini bisa kita ekspor ke negara yang tertarik pada buah tropik. Jepang sangat berharap sekali bisa menikmati mangga kita," tuturnya lagi.

Sumber : dispertajabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

MITRA BACA